III. Pembahasan
Penjadwalan
proses adalah kumpulan kebijasanaan dan mekanisme pada sistem operasi berkenaan
dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Penjadwalan bertugas
memutuskan proses yang harus berjalan, kapan, dan selama berapa lama proses itu
berjalan.
Kriteria
– kriteria yang dilakukan untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan
antara lain:
1. Adil
(fairness)
2. Efisiensi
3. Waktu
tanggap (response time)
4. Turn
around time
5. Through
put.
A.
Algoritma
Penjadwalan
1.
Multilevel Queue
Schedulling
Dari gambar di
atas terlihat bahwa akan terjadi pengelompokan proses-proses berdasarkan
prioritasnya. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa seolah-olah algoritma dengan
prioritas yang dasar adalah algoritma multilevel queue dimana setiap queue
akan berjalan dengan algoritma First Come First Served (FCFS) yang memiliki
banyak kelemahan. Oleh karena itu, dalam prakteknya, algoritma multilevel
queue memungkinkan adanya penerapan algoritma internal dalam masing-masing
sub-antriannya, yang bisa memiliki algoritma internal yang berbeda untuk
meningkatkan kinerjanya. Berawal dari priority scheduling, algoritma
ini pun memiliki kelemahan yang sama dengan priority scheduling, yaitu
sangat mungkin bahwa suatu proses pada queue dengan prioritas rendah bisa saja
tidak mendapat jatah CPU. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya
adalah dengan memodifikasi algoritma ini dengan adanya jatah waktu maksimal
untuk tiap antrian, sehingga jika suatu antrian memakan terlalu banyak waktu,
maka prosesnya akan dihentikan dan digantikan oleh antrian dibawahnya, dan
tentu saja batas waktu untuk tiap antrian bisa saja sangat berbeda tergantung
pada prioritas masing-masing antrian.
2. Multilevel
Feedback Queue Schedulling
Multilevel feedback queue adalah salah satu algoritma yang
berdasar pada algoritma multilevel queue. Perbedaan mendasar yang
membedakan multilevel feedback queue dengan multilevel queue
biasa adalah terletak pada adanya kemungkinan suatu proses berpindah dari satu
antrian ke antrian lainnya, entah dengan prioritas yang lebih rendah ataupun
lebih tinggi, misalnya pada contoh berikut:
a.
Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 (
quantum= 8 ms).
b.
Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka
proses tersebut akan dihentikan dan dipindahkan ke queue 1 ( quantum=
16 ms).
c.
Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue
0, dan jika suatu proses di queue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka
proses tersebut akan dipindahkan ke queue 2.
d.
Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan
berjalan dengan algoritma FCFS.
Disini
terlihat bahwa ada kemungkinan terjadinya perpindahan proses antar queue,
dalam hal ini ditentukan oleh time quantum, namun dalam prakteknya
penerapan algoritma multilevel feedback queue akan diterapkan dengan
mendefinisikan terlebih dahulu parameter-parameternya, yaitu:
a. Jumlah antrian.
b. Algoritma internal tiap queue.
c. Aturan sebuah proses naik ke antrian
yang lebih tinggi.
d. Aturan sebuah proses turun ke
antrian yang lebih rendah.
e. Antrian yang akan dimasuki tiap
proses yang baru datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar